Pondasi
Pondasi adalah struktur bangunan bagian
bawah yang berfungsi meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke
tanah. Dengan demikian pembangunan pondasi harus dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri, beban-beban
berguna, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata melebihi batas tertentu akan menyebabkan rusaknya bangunan atau menimbulkan patahan pada beton. Oleh karena itu penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.
Secara umum terdapat dua macam pondasi, Yaitu:
Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata melebihi batas tertentu akan menyebabkan rusaknya bangunan atau menimbulkan patahan pada beton. Oleh karena itu penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.
Secara umum terdapat dua macam pondasi, Yaitu:
- Pondasi Dangkal : dipakai untuk bangunan bertanah keras atau bangunan-bangunan sederhana.
- Pondasi Dalam : dipakai untuk bangunan bertanah lembek, bangunan berbentang lebar (memiliki jarak kolom lebih dari 6 meter), dan bangunan bertingkat.
Yang
termasuk Pondasi dangkal antara lain:
- Pondasi batu kali setempat
- Pondasi lajur batu kali
- Pondasi tapak atau plat beton setempat
- Pondasi beton lajur
- Pondasi Strauss
- Pondasi tiang pancang kayu
Yang
termasuk pondasi dalam antara lain :
- Pondasi tiang pancang (beton, besi, pipa baja)
- Pondasi sumuran
- Pondasi Bored Pile
- dll
Untuk menghindari penurunan setempat pada pondasi
(pada salah satu kolom), maka pondasi bagian atas dihubungkan, atau di
ikat dengan beton sloof. Beton sloof ini berfungsi untuk menahan resapan atau
rembesan air tanah ke dinding bangunan dan menahan bangunan.
Dengan adanya beton sloof ini, juga berfungsi sebagai
beton pengikat pondasi yang bila terjadi penurunan pada bangunan maka
akan terjadi penurunan secara bersama-sama (turun seragam sehingga tidak
menimbulkan kerusakan).
Cara Menentukan Jenis Pondasi
Dalam
pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadahi, perlu
diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan pondasi
tersebut. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan
di semua tempat.(Misal penggunaan pondasi tiang pancang pada daerah
padat penduduk tentu tidak tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih pondasi :
- Kondisi tanah yang akan dipasangi pondasi.
- Batasan-batasan akibat konstruksi di atas pondasi (superstructure).
- Faktor lingkungan.
- waktu pekerjaan pondasi
- Biaya pengerjaan pondasi
- Ketersediaan material pembuatan pondasi di daerah tersebut.
Pemilihan Pondasi Berdasar Daya
Dukung Tanah :
- Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
- Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
- Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya
dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983
adalah :
- Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
- Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
- Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
- Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria
daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.
Jenis-Jenis Pondasi
1. Pondasi Batu Kali
Pondasi ini digunakan pada bangunan
sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi
ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :
-
Batu belah (batu kali/guning)
- Pasir pasang
- Semen PC (abu-abu).
- Pasir pasang
- Semen PC (abu-abu).
Kelebihan :
- Pelaksanaan pondasi mudah
- Waktu pengerjaan pondasi cepat
- Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Kekurangan :
- Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
- Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
- Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.
2. Pondasi Tapak (Foot Plate)
Pondasi
yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah
lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di
bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.
Pondasi
tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali.
Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan
dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini
juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan
ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:
Kebutuhan Bahannya adalah:
- Batu pecah / split (2/3)
- Pasir beton
- Semen PC
- Besi beton
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)
- Pasir beton
- Semen PC
- Besi beton
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)
Kelebihan :
- Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
- Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
- Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah.
Kekurangan :
- Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
- Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
- Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
- Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
- Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
3. Pondasi Pelat Beton Lajur
Pondasi
pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi
pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi
dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar
Pondasi
ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini
disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah
dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.
Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.
Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.
Kelebihan :
- Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
- Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya.
- Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain
Kekurangan :
- Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
- Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
- Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
- Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
- Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
4. Pondasi Sumuran
Pondasi
sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi
sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah
berdiameter 60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini
dapat mencapai 8 meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.
Pondasi
jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan
dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.
Kelebihan :
- Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
- Tidak diperlukan alat berat.
- Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
Kekurangan :
- Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
- Pemakaian bahan boros.
- Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
- Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.
5. Pondasi Strauss Pile atau Bored Pile
Pondasi
strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan pada
bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah tinggal atau
bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang.
Strauss Pile
|
Cara
kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter
sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan
cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya. Cassing digunakan
pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi
dapat langsung di cor tanpa cassing.
Kedalaman
pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan
sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering
dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata
bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi strauss ini
ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan
tulangan pondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk
transfer tekanan beban di atasnya.
Untuk
pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan pondasi
strauss pile. Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor, peralatan cor,
dan system cassing yang menggunakan teknologi lebih modern. Pondasi ini
digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2 lantai.
Kelebihan :
- Volume betonnya sedikit
- Biayanya relative murah
- Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras
Kekurangan :
- Diperlukan peralatan bor
- Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah.
- Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena unsur semen larut oleh air tanah.
6. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi
tiang
pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang
pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal
tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Pelaksanaan
pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer
adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada
daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi
permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar.
Permasalahan
lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus menggunakan
truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system
hidraulik hammer dengan berat 3 – 7 ton.
Pekerjaan
pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika
pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2
cm.
Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan penampang tiang pancang yang akan digunakan :
Misalnya didapat
brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya dukung setiap
tiangnya mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap kolomnya?
Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat yang harus dipikul setiap pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke dalam beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena beban di pinggir kolom tentu saja berbeda dengan beban di tengah.
- Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.
- Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai, misalnya Y ton.
- Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton. Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang pancang pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.
- Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya. Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.
- Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil laboratorium dan daya lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan berkurang. Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.
1. Ukuran Tiang Pancang
Berbagai ukuran tiang
pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :
MINIPILE dan MAXIPILE.
MINIPILE dan MAXIPILE.
a. Minipile (Ukuran Kecil)
Tiang pancang berukuran
kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan tanah
relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:
- Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.
- Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.
-
Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang beban 25
– 30 ton
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 – 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan 30 – 35 ton
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 – 50 ton.
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 – 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan 30 – 35 ton
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 – 50 ton.
b. Maxipile (Ukuran Besar)
Tiang pancang ini
berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini
digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi.
Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
3. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan
a. Pondasi tiang pancang pabrikan.
Keuntungan:
- Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat, hasilnya lebih dapat diandalkan.
- Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan.
- Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus.
- Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.
- Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.
- Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban vertical.
Kerugian
:
- Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya.
- Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik, akibatnya sangat merugikan.
- Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi denga kayu.
- Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.
- Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan maka harus disediakan tempat yang cukup luas.
- Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.
- Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.
b. Pondasi Tiang yang Dicor di Tempat
Keuntungan:
- Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan keriuhan yang sangat kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat penduduknya.
- Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar dan lebih panjang.
- Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau pabrikan.
- Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap) dapat dibuat lebih kecil.
- Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau pada tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui.
- Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.
Kerugian :
- Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dn kualitas tiang yang sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan kualitas hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.
- Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur dengan reruntuhan tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan dengan seksama setelah penggalian tanah dilakukan.
- Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, terkadang tiang pendukung kurang sempurna karena ada lumpur yang tertimbun di dasar.
- Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka untuk pekerjaan yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.
- Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum jam menggunakan air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara perlu dipikirkan cara menangani tanah yang telah dibor atau digali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar