KOSEN, PINTU DAN JENDELA
Suatu bangunan atau gedung yang terdiri dari sekat –
sekat atau tembok, baik tembok luar maupun tembok dalam, perlu diberi lubang –
lubang untuk memungkinkan orang keluar masuk bangunan, atau memasukkan cahaya
atau ventilasi. Sebagian lubang ini harus bias ditutup dan dibuka, satu dan
lain untuk alasan keamanan dan kesehatan.
Besarnya lubang pintu / jendela tergantung dari fungsinya ukuran –
ukuran yang umum adalah
·
Pintu satu daun : lebar kosong : 65 – 70 – 80 – 90 – 100 cm
Tinggi kosong : 190 – 200 – 210 – 225 – 250 cm
·
Pintu dua daun : lebar kosong
: 120 – 130 – 140 – 150 – 250 cm (garasi)
Tinggi kosong : 200 – 210 – 220 – 225 – 250 cm (garasi)
Untuk menutupi
lubang – lubang tersebut pintu dan jendela atau kaca mati. Pintu dan jendela
ini merupakan penutup yang sesungguhnya, sedangkan kosen merupakan penghubung
antara pintu / jendela dengan tembok dinding.
.I Kosen
Sesuai kebutuhan dan kondisi
kita mengenal 2 macam kosen :
1. kosen gundul
2. Kosen kombinasi
Ukuran kayu kusen : penampang kosen yang umumnya dipakai
(5 x 15) – (6 x 11) – (6 x 12) – (6 x 15) – (7 x 11) – (8 x 12) – (8
x 15) cm (garasi)
Kosen terdiri dari :
·
Dua atau lebih tiang
·
Ambang atas
·
Ambang tengah
·
Ambang bawah
Bagian – bagian dari kosen
Angker : dibuat
dari besi, untuk memasang kosen pada tembok atau kolom beton praktis. Jika
kosen dipasang pada kolom utama dari beton, maka tidak dipergunakan angker –
angker karena kosen dipasang dengan cara diselipkan dan digeser antara kolom –
kolom tersebut. Sebagai pengganti angker
dipakai sekrup fisher
Umpak : untuk landasan tiang
kosen pintu sebagai kaki dan agar air tidak meresap masuk ke sel – sel kayu
yang dapat menyebabkan lapuk. Dibuat dari beton tumbuk 1pc : 2 pasir : 4 kr
Besi duk : untuk mengkakukan mengkosen kepada umpuk. Penampang tidak
boleh bulat tapi harus bujur sangkar untuk menjaga agar kosen tidak memuntir
2 Pintu
Ø Berdasarkan daun pintu, pintu di bagi menjadi :
- Pintu kelam : terdiri dari beberapa papan yang dihubungkan melebar yang diperkuat dengan memakai kelam. Pintu semacam ini hanya dipakai untuk kamar – kamar tidak penting atau bersifat sementara. Tebal papan 2 – 2 cm, lebar 10 – 15 cm.
- Pintu kaca : kaca dipasang setelah bingkai – bingkai daun pintu selesai distel. Kaca dipasang ditengah – tengah daun pintu. Tebalnya kaca bergantung dari luasnya bidang kaca seperti :
·
Luas ≤ 0.30 x 0.30 m² → tebal
kaca 2 mm
·
Luas ≤ 0.50 x 0.50 m²→ tebal
kaca 3 mm
·
Luas ≥ 0.60 x 0.60 m²→ tebal
kaca 4 – 5 mm
C.
Pintu sorong : keuntungan
memakai pintu ini adalah ketika membuka atau menutupnya tidak memakan tempat.
Namun kejelekannya adalah tidak dapat ditutup rapat – rapat. Pintu sorong
terdapat dua macam jenis yaitu
·
Dengan satu lintasan
·
Dengan dua lintasan
Ø Pintu Khusus
Pintu khusus terbagi menjadi beberapa macam sesuai
dengan cara bergeraknya, penggunaan bahan dan ukuran – ukurannya yang
menyimpangnya dari yang biasa yaitu :
A.
Pintu geser / jungkir (over the
top door)
·
Pintu digeser keatas dan
akhirnya sejajar dengan langit ( plafond )
·
Keseimbangan diperoleh dengan
pemasangan per – per yang di tarik dari kedua sisi pintu
·
Gerakan pintu ialah menjungkir
dan menggeser
·
Sponning → pada ambang atas
kosen dan pada tiang – tiang dibentuk dengan memasang pintu besi strip atau
besi L
B.
Pintu sorong vertical dan
sejajar langit – langit ( overhead door )
Pintu digeser dengan perantara roda – roda dan engsel –
engsel lewat rel di kanan – kiri
·
Gerakan membuka didepat karena gaya tarik per / pegas
dapat distel kekuatannya
·
Untuk menutup kembali dipasang
tali atau tongkat kait
·
Ruangan diatas pintu min 40 cm
dan dikanan – kiri min 15 cm
Keuntungan terhadap pintu sorong lewat sudut
·
Tidak memakan tempat
·
Tidak menutupi dinding samping
·
Dalam keadaan terbuka tidak
mengganggu
Kerugian
·
Konstruksi mahal
·
Jika terjadi kerusakan, harus
diperbaiki oleh tukang – tukang khusus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar