|
2
|
MODUL
2
DAYA DUKUNG TERZAGHI
1. ANALISA TERZAGHI
|
Terzaghi (1943) menganalisis daya dukung tanah dengan
beberapa anggapan, yaitu:
(1) Fondasi memanjang tak terhingga.
(2) Tanah di dasar
fondasi homogen.
(3) Berat tanah di
atas dasar fondasi dapat digantikan dengan beban terbagi rata sebesar Po = Df γ, dengan Df adalah kedalaman dasar
fondasi dan γ adalah berat volume tanah di atas dasar fondasi.
(4) Tahanan geser
tanah di atas dasar fondasi diabaikan.
(5) Dasar fondasi
kasar.
(6) Bidang
keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmis dan linier.
(7) Baji tanah yang
terbentuk di dasar fondagi dalam kedudukan elastis dan bergerak bersama-sama
dengan dasar fondasinya.
(8) Pertemuan
antara, sisi baji dan dasar fondasi membentuk sudut sebesar sudut gesek dalam tanah φ.
(9)
Berlaku prinsip
superposi
Gambar 1. a. Pembebanan fondasi dan bentuk bidang geser
b.Bentuk keruntuhan dalam analisis kapasitas dukung.
c.
Distribusi tekanan pasif pada permukaan BD
Persamaan umum untuk daya dukung ultimit pada fondasi
memanjang
qu = cNc + poNq +
0,5γBN γ (1)
Karena po = Df.γ
maka dapat pula dinyatakan dengan :
qu
= cNc + Df.γNq
+ 0,5γBN γ (2)
dengan :
qu = daya dukung
ultimit untuk fondasi memanjang
c = kohesi
Df = kedalaman
fondasi
γ = berat volume
tanah
Po = Df.γ = tekanan overburden pada dasar fondasi
Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung Terzaghi
(gambar 2. dan tabel.1)
Tabel 1. Nilai-nilai kapasitas
dukung Terzaghi
Gambar 2.Kurva factor daya
dukung Terzaghi (Terzaghi 1943)
Apabila keruntuhan yang
terjadi adalah keruntuhan geser lokal, maka :
qu
= cNc ‘
+
poNq’ + 0,5γBNγ’ (3)
dengan Nc', Nq',
dan Nγ' adalah faktor-faktor daya dukung pada keruntuhan geser lokal, yang
nilai-nilainya ditentukan dari Nc', Nq',
dan Nγ' pada keruntuhan geser umum
dengan mengambil :
(4)
Dalam persamaan-persamaan daya dukung di atas, terdapat 3
suku persamaan yang cara penerapan dalam hitungannya sebagai berikut :
(1) Suku persamaan cNc. Nilai kohesi c yang digunakan adalah
kohesi rata-rata tanah,di bawah dasar fondasi.
(2) Suku
persamaan DfγNq . Di sini Dfγ = po, merupakan
tekanan overburden atau tekanan
vertikal pada dasar fondasi yaitu tekanan akibat dari berat tanah di sekitar
fondasi. Oleh karena itu, berat volume
tanah γ yang digunakan untuk menghitung Dfγ adalah berat volume tanah di atas
dasar fondasi. Jika di permukaan tanah, terdapat beban terbagi rata qo (lihat
Gambar 3), maka persamaan daya dukung ultimit menjadi:
qu = cN
c+ (Dfy + qo) N q+ 0,5γBNγ, (5)
atau
qu = cNc +
(po + qo) Nq+ 0,5γBNγ (6)
(3) Suku persamaan 0,5γBNγ Pada suku persamaan
ini diperlukan nilai berat volume tanah rata-rata γ yang terletak di bawah dasar fondasi.
Gambar
3. Jika terdapat beban terbagi rata.
2. PENGARUH BENTUK FONDASI
|
(i) Fondasi bujur sangkar:
qu = 1,3cNc + poNq +
0,4γBN γ (7)
(ii) Fondasi
lingkaran:
qu = 1,3cNc + poNq +
0,3γBN γ (8)
(iii) Fondasi
empat persegi panjang:
qu = cNc
(1+0,3B/L) + poNq +
0,5γBN γ
(1-0,2B/L) (9)
Dengan :
qu = daya
dukung ultimit.
c =
kohesi tanah.
Po = Dfy = tekanan overburden pada dasar fondasi berat volume tanah di mana penggunaan
dalam persamaan di atas harus
mempertimbangkan kedudukan muka air tanah.
Df = kedalaman fondasi.
B = lebar
atau diameter fondasi.
L = panjang
fondasi.
Persarnaan daya dukung Terzaghi hanya cocok untuk fondasi
dangkal dengan D < B. Pada hitungan
daya dukung Terzaghi, kuat geser tanah di atas dasar fondasi diabaikan. Oleh karena itu, untuk fondasi yang dalam,
kesalahan hitungan menjadi besar.
Untuk fondasi dalam yang berbentuk sumuran dengan Df >5B
Terzaghi menyarankan persamaan daya dukung dengan nilai
faktor-faktor daya dukung yang sama, hanya faktor gesekan dinding fondasi
diperhitungkan. Persamaan daya dukungnya
dinyatakan oleh:
Pu’ = Pu + Ps (10)
=
qu Ap + π Dfs Df
dengan:
Pu' = beban
ultimit total untuk fondasi dalam.
Pu = beban ultimit
total untuk fondasi dangkal.
Ps =
perlawanan gesekan pada dinding fondasi.
qu =
1,3cN + poNq +0,3γBNγ, (jika
berbentuk lingkaran)
Ap = luas dasar fondasi.
D =
B = diameter fondasi.
fs = faktor gesekan (lihat Tabel.2).
Gambar
4. Fondasi dalam fengan Df / B > 5
Tabel 2. Faktor gesekan dinding fs Terzaghi (1943)
3.PENGARUH AIR TANAH
Berat volume tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air dan
kedudukan air tanah. Oleh karena itu,
hal tersebut berpengaruh pula pada daya dukungnya.
Gambar 5. Pengaruh
muka air tanah pada kapasitas dukung
(1) jika muka air tanah sangat dalam dibandingkan dengan
lebar-fondasinya atau z > B dengan
z adalah jarak muka air tanah di bawah dasar fondasi (lihat Gambar 5), nilai γ
dalam suku ke-2 dari persamaan daya dukung dipakai γ b atau: γd, demikian pula
dalam suku persamaan ke-3 dipakai nilai -berat volume basah (γb) atau kering
γd. Untuk kondisi ini, nilai parameter
kuat geser yang digunakan dalam hitungan adalah parameter kuat geser dalam
tinjauan tegangan efektif (c'dan (P').
(2) Bila muka air tanah terletak di atas atau sama dengan
dasar fondasinya (Gambar 5b), nilai berat volume yang dipakai dalam suku
persamaan harus berat volume efektifnya (γ), karena zona geser yang terletak di
bawah fondasi sepenuhnya terendam kondisi ini, nilai po pada suku persamaan
(3) Jika muka air tanah di permukaan atau dw = 0, maka γ pada suku,persamaan ke-2,
digantikan, dengan γ'.. Sedang γ pada suku persamaan ke-3 dipakai berat volume,
tanah efektif
(4) jika muka air tanah terletak pada kedalaman z di bawah
dasar fondasi (z < B) (Gambar
5c), nilai γ pada suku,
persamaan ke-2 digantikan dengan γb bila tanahnya basah, dan arena massa tanah
dalam, zo diganti dengan γd bila tanahnya kering. Karena massa tanah dalam zona geser sebagian
terendam air, berat volume tanah yang diterapkan dalam suku ke-3 dari persamaan
daya dukung suku ke-3, dapat didekati dengan
γrt = γ’ + (z / B) (' γb- γ ') (11)
dengan γrt
= berat volume tanah rata-rata.
Contoh soal :
Fondasi
berbentuk memanjang dengan B =1,6 m dan kedalaman Df = 1,5 m, terletak pada
tanah homogeny, dengan :
C = 160 kN/m2 ,φ = 20° , γb =18 kN/m3,
γsat =20,81 kN/m3
Ditanyakan :
Pada tinjauan keruntuhan geser umum, berapakan kapasitas
dukung ultimit, jika muka air tanah terletak :
- pada 4 m dari permukaan tanah
- pada kedalaman 0,5 m di bawah dasar fondasi
- pada dasar fondasi
b. Pada kasus a.1, berapakah kapasitas dukung ultimit
jika ditinjau menurut keruntuhan geser local ?
d. Jika factor aman F = 3, berapakan tekanan fondasi maksimum
agar memenuhi criteria keamanan terhadap keruntuhan kapasitas dukung (dianggap
keruntuhan geser umum)
Sumber :
Hardiyatmo, Hary Christady, Teknik Fondasi I,
Edisi ke 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar