Teknik
gempa adalah merupakan teknik yang menganalisa besarnya yang akan terjadi pada
bangunan disuatu tempat tertentu agar bangunan tersebut tidak roboh saat
terjadi gempa.. cara yang digunakan ada beberapa hal dimulai dari menganalisis
beban keseluruhan bangunan lalu mengalisa momen menggunakan software sap
2000 dicari momen yang paling besar lalu dilanjutkan mengalisa gempanya.
Adapaun untuk penganalisisan gempa yaitu sebagai berikut :
Analisis perambatan gelombang
Suatu analisis untuk menentukan pembesaran gelombang gempa yang merambat dari kedalaman batuan dasar ke muka tanah, dengan data tanah di atas batuan dasar dan gerakan gempa masukan pada kedalaman batuan dasar sebagai data masukannya.
Suatu analisis untuk menentukan pembesaran gelombang gempa yang merambat dari kedalaman batuan dasar ke muka tanah, dengan data tanah di atas batuan dasar dan gerakan gempa masukan pada kedalaman batuan dasar sebagai data masukannya.
Analisis ragam spektrum respons
Suatu cara analisis untuk menentukan respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh terhadap pengaruh suatu gempa melalui suatu metoda analisis yang dikenal dengan analisis ragam spektrum respons, di mana respons dinamik total struktur gedung tersebut didapat sebagai superposisi dari respons dinamik maksimum
masing-masing ragamnya yang didapat melalui spektrum respons Gempa Rencana.
Suatu cara analisis untuk menentukan respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh terhadap pengaruh suatu gempa melalui suatu metoda analisis yang dikenal dengan analisis ragam spektrum respons, di mana respons dinamik total struktur gedung tersebut didapat sebagai superposisi dari respons dinamik maksimum
masing-masing ragamnya yang didapat melalui spektrum respons Gempa Rencana.
Analisis respons dinamik riwayat waktu linier
Suatu cara analisis untuk menentukan riwayat waktu respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh terhadap gerakan tanah akibat Gempa Rencana pada taraf pembebanan gempa nominal sebagai data masukan, di mana respons dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan metoda integrasi langsung atau dapat juga melalui metoda analisis ragam.
Suatu cara analisis untuk menentukan riwayat waktu respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh terhadap gerakan tanah akibat Gempa Rencana pada taraf pembebanan gempa nominal sebagai data masukan, di mana respons dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan metoda integrasi langsung atau dapat juga melalui metoda analisis ragam.
Analisis respons dinamik riwayat waktu non-linier
Suatu cara analisis untuk menentukan riwayat waktu respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh (linier) maupun elasto-plastis (non-linier) terhadap gerakan tanah akibat Gempa Rencana sebagai data masukan, di mana respons dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan metoda integrasi langsung.
Suatu cara analisis untuk menentukan riwayat waktu respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh (linier) maupun elasto-plastis (non-linier) terhadap gerakan tanah akibat Gempa Rencana sebagai data masukan, di mana respons dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan metoda integrasi langsung.
Beban Nominal
Beban gempa nominal secara umum beban gempa yang nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya probabilitas beban itu dilampaui dalam kurun waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas struktur yang mengalaminya dan oleh kekuatan lebih yang terkandung di dalam struktur tersebut.Menurut Standar ini, peluang dilampauinya beban tersebut dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa yang menyebabkannya disebut Gempa Rencana (dengan perioda ulang 500 tahun), tingkat daktilitas struktur gedung dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan faktor kuat lebih f1 untuk struktur gedung secara umum nilainya adalah 1,6. Dengan demikian, beban gempa nominal adalah beban akibat pengaruh Gempa Rencana yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama di dalam struktur gedung, kemudian direduksi dengan faktor kuat lebih f1.
Beban gempa nominal secara umum beban gempa yang nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya probabilitas beban itu dilampaui dalam kurun waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas struktur yang mengalaminya dan oleh kekuatan lebih yang terkandung di dalam struktur tersebut.Menurut Standar ini, peluang dilampauinya beban tersebut dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa yang menyebabkannya disebut Gempa Rencana (dengan perioda ulang 500 tahun), tingkat daktilitas struktur gedung dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan faktor kuat lebih f1 untuk struktur gedung secara umum nilainya adalah 1,6. Dengan demikian, beban gempa nominal adalah beban akibat pengaruh Gempa Rencana yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama di dalam struktur gedung, kemudian direduksi dengan faktor kuat lebih f1.
Beban hidup nominal yang bekerja pada struktur gedung
Beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan gedung tersebut, baik akibat beban yang berasal dari orang maupun dari barang yang dapat berpindah atau mesin dan peralatan serta komponen yang tidak merupakan bagian yang tetap dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun
waktu tertentu terbatas pada suatu persentase tertentu. Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun dan ditetapkan sebesar 10%. Namun demikian, beban hidup rencana yang biasa ditetapkan dalam standarstandar pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai beban hidup nominal.
Beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan gedung tersebut, baik akibat beban yang berasal dari orang maupun dari barang yang dapat berpindah atau mesin dan peralatan serta komponen yang tidak merupakan bagian yang tetap dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun
waktu tertentu terbatas pada suatu persentase tertentu. Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun dan ditetapkan sebesar 10%. Namun demikian, beban hidup rencana yang biasa ditetapkan dalam standarstandar pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai beban hidup nominal.
Beban mati nominal
Beban yang berasal dari berat sendiri semua bagian dari gedung yang bersifat tetap,termasuk dinding dan sekat pemisah, kolom, balok, lantai, atap, penyelesaian, mesin dan peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun
waktu tertentu terbatas pada suatu persentase tertentu. Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun dan ditetapkan sebesar 10%. Namun demikian, beban mati rencana yang biasa ditetapkan dalam standarstandar pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai beban mati nominal.
Beban yang berasal dari berat sendiri semua bagian dari gedung yang bersifat tetap,termasuk dinding dan sekat pemisah, kolom, balok, lantai, atap, penyelesaian, mesin dan peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun
waktu tertentu terbatas pada suatu persentase tertentu. Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun dan ditetapkan sebesar 10%. Namun demikian, beban mati rencana yang biasa ditetapkan dalam standarstandar pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai beban mati nominal.
Daktilitas
Daktilitas kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah
berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
Daktilitas kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah
berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
Faktor Daktilitas
Rasio antara simpangan maksimum struktur gedung pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan dan simpangan struktur gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama didalam struktur gedung.
Rasio antara simpangan maksimum struktur gedung pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan dan simpangan struktur gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama didalam struktur gedung.
Daktail penuh
Suatu tingkat daktilitas struktur gedung, di mana strukturnya mampu mengalami simpangan pasca-elastik pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan yang paling besar, yaitu dengan mencapai nilai faktor daktilitas sebesar 5,3.
Suatu tingkat daktilitas struktur gedung, di mana strukturnya mampu mengalami simpangan pasca-elastik pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan yang paling besar, yaitu dengan mencapai nilai faktor daktilitas sebesar 5,3.
Daktail parsial
Seluruh tingkat daktilitas struktur gedung dengan nilai faktor daktilitas di antara untuk struktur gedung yang elastik penuh sebesar 1,0 dan untuk struktur gedung yang daktail penuh sebesar 5,3.
Seluruh tingkat daktilitas struktur gedung dengan nilai faktor daktilitas di antara untuk struktur gedung yang elastik penuh sebesar 1,0 dan untuk struktur gedung yang daktail penuh sebesar 5,3.
Dinding Geser
Dinding geser beton bertulang kantilever suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh Gempa Rencana, yang runtuhnya disebabkan oleh momen lentur (bukan oleh gaya geser) dengan terjadinya sendi plastis pada kakinya, di mana nilai momen lelehnya dapat mengalami peningkatan terbatas akibat pengerasan regangan. Rasio antara tinggi dan lebar dinding geser tidak boleh kurang dari 2 dan lebar tersebut tidak boleh kurang dari 1,5 m.
Dinding geser beton bertulang kantilever suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh Gempa Rencana, yang runtuhnya disebabkan oleh momen lentur (bukan oleh gaya geser) dengan terjadinya sendi plastis pada kakinya, di mana nilai momen lelehnya dapat mengalami peningkatan terbatas akibat pengerasan regangan. Rasio antara tinggi dan lebar dinding geser tidak boleh kurang dari 2 dan lebar tersebut tidak boleh kurang dari 1,5 m.
Dinding geser beton bertulang berangkai
Suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh Gempa Rencana, yang terdiri dari dua buah atau lebih dinding geser yang dirangkaikan oleh balok-balok perangkai dan yang runtuhnya terjadi dengan sesuatu daktilitas tertentu oleh terjadinya sendi-sendi plastis pada ke dua ujung balok-balok
perangkai dan pada kaki semua dinding geser, di mana masing-masing momen lelehnya dapat mengalami peningkatan hampir sepenuhnya akibat pengerasan regangan.Rasio antara bentang dan tinggi balok perangkai tidak boleh lebih dari 4.
Suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh Gempa Rencana, yang terdiri dari dua buah atau lebih dinding geser yang dirangkaikan oleh balok-balok perangkai dan yang runtuhnya terjadi dengan sesuatu daktilitas tertentu oleh terjadinya sendi-sendi plastis pada ke dua ujung balok-balok
perangkai dan pada kaki semua dinding geser, di mana masing-masing momen lelehnya dapat mengalami peningkatan hampir sepenuhnya akibat pengerasan regangan.Rasio antara bentang dan tinggi balok perangkai tidak boleh lebih dari 4.
Ketentuan Umum
Gempa rencana dan kategori gedung
Standar ini menentukan pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Akibat pengaruh Gempa Rencana, struktur gedung secara keseluruhan harus masih berdiri,walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Gempa Rencana ditetapkan
mempunyai perioda ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada 10% selama umur gedung 50 tahun.
Gempa rencana dan kategori gedung
Standar ini menentukan pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Akibat pengaruh Gempa Rencana, struktur gedung secara keseluruhan harus masih berdiri,walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Gempa Rencana ditetapkan
mempunyai perioda ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada 10% selama umur gedung 50 tahun.
·
Denah struktur gedung
tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun mempunyai coakan sudut, panjang
sisi coakan tersebut tidak lebih dari 15% dari ukuran terbesar denah struktur
gedung dalam arah sisi coakan tersebut.
·
Sistem struktur gedung
terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan beban lateral yang arahnya saling
tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama ortogonal denah struktur
gedung secara keseluruhan.
·
Sistem struktur gedung
tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan kalaupun mempunyai loncatan bidang
muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung yang menjulang dalam
masing-masing arah, tidak kurang dari 75% dari ukuran terbesar denah struktur
bagian gedung sebelah bawahnya. Dalam hal ini, struktur rumah atap yang
tingginya tidak lebih dari 2 tingkat tidak perlu dianggap menyebabkan adanya
loncatan bidang muka.
·
Sistem struktur gedung memiliki kekakuan
lateral yang beraturan, tanpa adanya tingkat lunak. Yang dimaksud dengan
tingkat lunak adalah suatu tingkat, di mana kekakuan lateralnya adalah kurang
dari 70% kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan
lateral rata-rata 3 tingkat di atasnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan
kekakuan lateral suatu tingkat adalah gaya geser yang bila bekerja di tingkat
itu menyebabkan satu satuan simpangan antar-tingkat.
·
Sistem struktur gedung
memiliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya setiap lantai tingkat
memiliki berat yang tidak lebih dari 150% dari berat lantai tingkat di atasnya
atau di bawahnya. Berat atap atau rumah atap tidak perlu memenuhi ketentuan
ini.
·
Sistem struktur gedung
memiliki unsur-unsur vertikal dari sistem penahan beban lateral yang menerus,
tanpa perpindahan titik beratnya, kecuali bila perpindahan tersebut tidak lebih
dari setengah ukuran unsur dalam arah perpindahan tersebut.
·
Sistem struktur gedung
memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa lubang atau bukaan yang luasnya
lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat. Kalaupun ada lantai tingkat dengan
lubang atau bukaan seperti itu, jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari jumlah
lantai tingkat seluruhnya.Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh Gempa
Rencana dapat ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen, sehingga
menurut Standar ini analisisnya dapat dilakukan berdasarkan analisis statik
ekuivalen.
Struktur gedung yang tidak memenuhi ketentuan menurut
Pasal 4.2.1, ditetapkan sebagai struktur gedung tidak beraturan. Untuk struktur
gedung tidak beraturan, pengaruh Gempa Rencana harus ditinjau sebagai pengaruh
pembebanan gempa dinamik, sehingga analisisnya harus dilakukan berdasarkan
analisis respons dinamik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar