PENDAHULUAN
Dalam dunia arsitektur fisika bangunan sangatlah penting untuk dipahai sebab tanpa
memahami ilmu fisika bangunan sangatlah tidak berarti hasil karya yang
diciptakan oleh seorang arsitek, selain ilmu – ilmu yang lain seperti
mekanika teknik yaitu ilmu tentang perhitungan, estetika bentuk ilmu
tentang keindahan. Sebagai contoh manakala seorang arsitek merancang
sebuah bangunan tanpa memperhitungkan / memahami tentang ilmu fisika
bangunan maka akan terjadi ketidak nyamanan penghuni, jadi ilmu fisika
bangunan berkaitan dengan arsitek sangatlah penting untuk menciptakan
kenyamanan penghuni. Dalam hal ini penulis dalam menyajikan makalah ini
mengambil contoh penghawaan buatan. Penghawaan buatan ini sangat perlu
diadakan manakala dalam merancang sebuah bangunan ditempat yang panas
dan penghawaan buatan ini diadakan juga untuk mengefesienkan biaya,
dengan adanya penghawaan buatan ini biaya dapat dimanage.
Fisika bangunan Yang dimaksud dengan Ilmu Fisika Bangunan adalah :
Ilmu yang mempelajari keadaan ruang (sifat/kondisi fisik, non
emosional) di dalam bangunan yang dapat ditangkap atau dirasakan oleh
indera manusia, yang meliputi:
1. Penciuman : berbagai aroma yang dapat dideteksi oleh hidung.
2. Penglihatan : meliputi berbagai ujud, textur,
warna yang dapat ditangkap oleh mata. Hal ini bisa terjadi bila ada
cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda tersebut. Kalau tidak ada
cahaya atau gelap gulita, maka tidak akan ada benda yang kelihatan.
- Pendengaran yaitu berkaitan dengan suara dan telinga
- Peraba yaitu berbagai keadaan yang dapat dirasakan oleh kulit manusia, keras-lunak, panas-dingin, basah-kering dan lainsebagainya. Sebagian besar yang dirasakan manusia melalui media udara.
- Perasa yaitu berbagai rasa yang dideteksi oleh lidah manusia, jadi hanya khusus untuk benda yang dimakan
Dari
kelima hal yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia tersebut hanya
rasa yang tidak dibahas dalam fisika bangunan, karena rasa disini hanya
berkaitan dengan lidah. Jadi hanya barang-barang yang dimakan oleh
manusia saja yang dapat dirasakan. Sedang aspek lain (penciuman,
penglihatan, pendengaran dan peraba) dapat mempengaruhi dan dirasakan
oleh manusia di dalam ruang. Interaksi antara kondisi ruang tersebut
dapat melewati media udara. Alat-alat peraba kita (yang berada pada
semua permukaan kulit) dapat merasakan panas, dingin, dan sebagainya,
dengan media udara.Jadi
yang dimaksud dengan Fisika Bangunan di sini, bukanlah fisik dari
bangunan itu sendiri, melainkan kondisi fisik pada ruang yang dilingkupi
oleh bangunan itu sendiri. Dan perlu diketahui pula bahwa bangunan di
sini tidak berarti gedung yang tertutup rapat, melainkan dapat pula
berbentuk setengah terbuka, tanpa atap, atau tanpa dinding. Yang penting
kesan adanya ruang sudah terjadi.
Perancangan Bangunan
Yang dimaksud di sini adalah perancangan ruang atau bangunan. Jadi merupakan proses pemikiran secara lengkap dan kontinu tentang penciptaan ruang atau bangunan, baik mengenai :
- Latar belakang, maksud, tujuan, kemampuan menyeluruh dari pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan ruang tersebut.
- Juga kaitan dengan lingkungan dimana bangunan tersebut berada, dalam segala aspek (baik fisik maupun non fisik)
- Kaitan dengan waktu, baik sebelum bangunan itu ada (jadi masih dalam tahap rencana), selama proses pembangunan, dan selama bangunan itu dipakai.
Selama kurun waktu yan tak tertentu batasnya tersebut, selalu akan teradi hal-hal yang
berada diluar perhitungan. Bahwasannya rancangan yang berubah-ubah
adalah hal yang wajar dalam perancangan. Tetapi semakin lengkap dan baik
suatu rancangan semakin sedikit perubahan-perubahannya. Sebaliknya
perancangan yang tidak baik, tentu banyak hal yang tidak jelas, mudah
berubah, atau perlu rancangan baru. Karena
itulah perancangan memerlukan banyak bahan pemikiran baik dalam aspek
fisik, misalnya : Aspek geografis, Aspek biologis, Aspek seknologi Dan
sebagainya. Dalam aspek non fisik, misalnya :Aspek ekonomi, Aspek
social, Dan sebagainya.
Semua unsur dalam kedua aspek tersebut selalu terjadi interaksi, saling mempengaruhi dan mengikat
satu dengan yang lain. Dan masing-masing unsur mempunyai elemen-elemen
atau detail-detail yang lebih spesifik, kadang-kadang tiap detail
memerlukan pemikiran yang amat mendalam. Misalnya hal penghawaan dalam
aspek geografis. Penghawaan
dalam aspek geografis, memerlukan pengamatan secara geografis yang
tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang singkat, karena
memerlukan pemikiran
tentang iklim setempat, kebiasaan gerakan angin, kebiasaan suhu, dan
lain sebagainya. Sehingga unsur-unsur rancangan bangunan perlu
mengantisipasi adanya faktor-faktor alam atau lingkungan tersebut.
Fungsi Ilmu Fisika Bangunan dalam Perancangan
Dari
uraian mengenai pengertian-pengertian di atas, sebenarnya bahwa fungsi
Ilmu Fisika Bangunan dalam perancangan sudah cukup jelas. Namun di sini
perlu ditambahkan beberapa hal yang mempertajam fungsi Fisika Bangunan
dalam perancangan.
Sebelumnya perlu ditegaskan bahwa perancangan dikatakan berhasil secara teknis, apabila :
- Bangunan cukup kuat, kokoh berdiri untuk menopang beban-beban yang ada selama jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperkirakan.
- Penampilan bangunan sesuai dengan maksud dan tujuan atau filosofisnya.
- Bangunan tersebut dapat menampung kegiatan atau operasional bagi pemakainya secara wajar (sesuai dengan perkiraan/perhitungannya) dengan : Aman, Lancar, Nyaman
Untuk point 1, dipertimbangkan dan diperhitungkan dalam ilmu konstruksi. Point 2, adalah penilaian dari segi arsitektur, sedang point 3 adalah kelayakan utilitas.
Tentang
keamanan, kelancaran, dan kenyamanan, ketiganya saling dapat
mempengaruhi. Ketiganya juga dapat mengurangi nilai kekuatan dan
keindahan. Apa gunanya bangunan yang kuat dan indah tetapi tidak aman,
lancar atau nyaman untuk kegiatan di dalamnya.
Jadi keamanan, kelancaran dan kenyamanan merupakan unsur penting dalam perancangan bangunan.
Titik berat bahasan kelancaran kegiatan, pada umumnya bertumpu pada tata ruang dan sirkulasi. Titik berat bahasan mengenai keamanan bertumpu pada kekuatan bangunan dan elemen-elemen utilitas lain. Sedangkan kenyamanan pada umumnya dapat diselesaikan oleh ilmu fisika bangunan. Perlu
ditegaskan lagi bahwa kenyamanan di sini adalah bagi manusia yang
mempergunakan bangunan tersebut secara wajar dan terbatas dalam segi
fisik. Kenyamanan yang berkaitan dengan emosi atau hal-hal yang spesifik
pada individu-individu tentunya tidak dapat dipertimbangkan.
Pada
awal bahasan bab ini telah diuraikan bahwa kenyamanan dapat diukur
dengan indera manusia. Dan indera manusia ini relatif sama, meskipun
kadang-kadang ada perbedaan, perbedaan tersebut jarang terjadi.
Misalnya
seseorang merasa pengap, maka yang lain pasti juga merasa pengap. Jika
seseorang merasa kedinginan, yang lain pasti juga merasa kedinginan.
Daya tahan atau adaptasi manusia memang berbeda tetapi inderanya tetap
sama.
Di sini, ilmu Fisika Bangunan mempelajari berbagai aspek pada ruang yang dipakai untuk kegiatan manusia, khususnya dalam bidang penghawaan, pencahayaan, dan akustik.
Mungkin dapat juga seorang perancang bangunan dengan mengabaikan
masalah penghawaan, pencahayaan atau akustik, dan sudah merasa bahwa
hal-hal tersebut sudah didapat dengan mudah, tetapi tentunya akan lain
sekali apabila ketiganya diperhitungkan dengan cermat.
Dengan demikian jelaslah bahwa Ilmu Fisika Bangunan sangat penting dan mendukung perancangan.
Penghawaan buatan
Manusia
membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort) untuk
melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang
nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat.
Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi
dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu ruangan yang panas dan
pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga akan
sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan
ia merasa tidak kerasan.
Tubuh
manusia seolah mesin panas yang terus-menerus menghasilkan panas.
Kenyamanan termal langsung berhubungan dengan tubuh manusia yang selalu
membuang panas yang berlebihan ini. Dalam keadaan-keadaan normal
pemindahan panas ini terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya. Namun
demikian tubuh manusia memiliki pertahanan mekanisme alami yang
terus-menerus bekerja untuk mempertahankan keseimbangan yang diperlukan
antara timbulnya panas dan pembuangan panas yang dihasilkan.
Mekanisme-mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang
normal, dengan mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut. Bila laju
kehilangan panas terlalu lambat, kita berkeringat. Keringat tersebut
menambah laju kehilangan panas karena penguapan. Jika laju kehilangan
panas terlalu cepat, kita mulai menggigil. Hal ini menyebabkan
meningkatnya pembangkitan panas guna mengimbangi kehilangan panas.
Untuk
mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau juga
kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita
inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka
digunakan Penghawaan Buatan (Air Conditioning). Penghawaan buatan di
sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan
berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.
Salah
satu jaringan distribusi penting dalam sebuah bangunan ialah sistem
pengadaan udara yaitu sistem pemanasan/pendinginan, ventilasi, dan air
conditioning (AC). Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah
memberikan kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai
dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukan ke seluruh
bangunan. Sebenarnya, pengolahan suhu hanya merupakan salah satu dari
pengolahan pada udara sebelum disampaikan kepada para penghuni.
Penyesuaian termal mengatur suhu, kelembaban, dan distribusi udara.
Penyesuaian atmosfir mengatur kebersihan dan mengendalikan bau-bau.
Berbeda
dengan jaringan-jaringan distribusi yang berlangsung di seluruh
bangunan, sistem AC dan bagian-bagian komponennya menghendaki jumlah
ruang yang cukup. Meskipun demikian pemahaman dan pengetahuan tentang
implikasi-implikasi sistem AC untuk arsitektur sangat penting artinya
untuk diperhatikan. Selain itu sistem ini pada dewasa ini mendapat
perhatian khusus dalam penggunaannya dipandang dari sisi penghematan
energi.
Pengertian penghawaan buatan
Sebelum
membahas tentang penghawaan buatan, kita perlu mengetahui bagaimana
panas itu dapat menyebar atau berpindah. Ada empat cara pemindahan panas
yakni:
a. Konduksi.
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung
antara permukaan-permukaan. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau
menghubungkan permukaan-permukaan yang panas atau sejuk.
b. Konveksi. Pemindahan panas berdasarkan gerakan cairan disebut konveksi. Dalam hal ini cairan adalah udara.
c. Evaporasi (penguapan)
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas
hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh
manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi
tubuh.
d. Radiasi.
Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang
elektromagnetis. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran
dari setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan
panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang
lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau
hilang, tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara
antara permukaan permukaan atau obyek-obyek yang memancar.
Jumlah
keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara
hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya,
udara yang jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh; jadi pemindahan
panas tak dapat terjadi melalui penguapan. Pengondisian suatu ruang
seharusnya meningkatkan laju kehilangan panas bila para penghuni terlalu
panas dan mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu dingin.
Tujuan ini tercapai dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman
dari segi suhu, uap air (kelembaban), dan velositas (gerak udara dan
pola-pola distribusi). Kebersihan udara dan hilangnya bau (melalui
ventilasi) merupakan kondisi-kondisi kenyamanan tambahan yang harus
dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan.
Agar
memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan,
sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara
kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang
terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri.
Jika suasana panas sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk
mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin ia harus
memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang ke luar. Agar
didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka
perlu diketahui besarnya beban kalor pada ruang (karena fungsi AC adalah
untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban
udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh:
hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi,
hantaran panas ventilasi atau inviltrasi, beban panas intern (manusia
dan peralatan elektronik atau mesin). Dengan
memperhatikan hal di atas, maka di dalam desain ruang atau bangunan
yang menggunakan penghawaan buatan, harus mengikutkan
pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanan sistem penghawaannya.
2. Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin
3. Langit-langit atau plafon dibuat relatif rendah kecuali untuk pertimbangan lain, seperti akustik dan lain-lain.
Prinsip Cara Kerja Air Conditioner
Sistem
dan mekanisme AC banyak dikembangkan oleh para ahli, dan setiap
perusahaan produsennya menawarkan berbagai keunggulan dalam setiap
sistem yang dipakai. Keunggulan yang ditawarkan biasanya dalam hal
pengoperasian dan energi yang digunakan baik sistem yang di luar ruangan
(outdoor) juga sistem di dalam ruang (indoor). Secara garis besar
prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:
1. Udara
di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam
evaporator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan
refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara
sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan
dikumpulkan dalam penampung uap.
2. Tekanan
uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor,
selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap
refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
3. Untuk
menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan
katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam
evaporator.
4. Pada
saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant
memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun
pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh
kipas propeller.
5. Pada
sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya
thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan
keinginan.
Sirkulasi (Rangkaian) Freon (Refrigerant)
• Prinsip transmisi panas pada rangkaian freon adalah :
•
Cairan refrigerant dingin mengalir melalui coil evaporator dan
mengabsorbsi panas dari udara yang melewati coil, sehingga timbul proses
penguapan (evaporasi) dari cairan menjadi gas freon tanpa merubah
temperatur freon (latent heat). Gas freon dialirkan ke kompresor agar
mendapatkan freon tekanan tinggi, sehingga temperatur gas freon juga
menjadi tinggi. Gas freon bertekanan dan bertemperatur tinggi dialirkan
melalui condensor
Komponen-komponen penting yang dilalui sirkulasi Freon
1. Cooling Coil (evaporator),
Berfungsi sebagai transmisi panas device. Udara panas yang mengalir
melalui permukaan pipa refrigerat dingin, sehingga terjadi transmisi
panas dari udara panas ke cairan freon melaui permikaan cooling coil.
2. Compressor (kompresor),
Berfungsi mengalirkan refrigerant dari cooling coil ke condensor serta
untuk meninggikan tekanan refrigerant.Ada dua proses dalam kompresor,
yaitu : Suction (langkah isap) : pengisapan refrigerant dari cooling
coil oleh kompresor, sehingga tekanan refrigerant pada cooling coil
tetap rendah. Hal ini memungkinkan proses penguapan refrigerant pada
temperatur rendah. Discharge (langkah kompressi) : penekanan uap
refrigerant oleh kondensor menyebabkan tekanan uap refrigerant menjadi
makin tinggi, sehingga temperatur uap refrigerant juga makin tinggi.
3. Condensor (kondensor)
•
Berfungsi untuk menghilangkan panas refrigerant yang diabsorbsi pada
cooling dan mengembangkan uap refrigerant menjadi phase cair. Proses
pemindahan panas dan proses kondensasi dapat dilakukan dengan beberapa
cara.
• Proses pendinginan dengan air (water cooled condensed)
1.
Uap refrigerant dialirkan melaui coil berisi air dingin. Panas dari uap
Freon ditransmisikan ke dalam cairan air melalui coil.
2. Proses pendinginan dengan udara (air cooled condenser)
3.
Uap Freon melalui coil, dan udara dingin dialirkan oleh fan. Panas dari
uap freon yang ditransmisikan ke udara dingin melalui refrigerant
menuju condenser berupa uap panas, kemudian keluar dalam bentuj cairan
refrigerant yang panas
4. Expantion Value (katup ekspansi) Berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant.
Jenis-Jenis Sistim AC
- Self Contained Unit. Digunakan pada ruang kecil atau terbatas, semua unit berada pada satu bagian.
- Split (terpisah). Digunakan pada ruang-ruang yang terpisah lokasinya atau mempunyai lokasi penghunian terpisah. Dapat terdiri dari dua bagian atau lebih (kondensor unit atau sisi panas terpisah dengan evaporator unit atau sisi dalam).
- Central. Digunakan untuk ruang besar atau bangunan tinggi dan bangunan yang memerlukan pengkondisian udara dalam jumlah besar. Kapasitas mesin lebih besar dari 3 pk, terdiri dari: mesin pendingin (refrigerator unit)/chiller; unit pengolah udara (A.H.U.); cerobong udara (ducting); dan diffuser.
Dalam
pemilihan pemakaian AC yang perlu diperhatikan adalah kapasitas mesin
sekecil mungkin dengan pengoperasian yang sesingkat mungkin. Untuk itu
harus memperhatikan hal-hal berikut: pemilihan sistem AC yang tepat;
mempertimbangkan keterkaitan antara bentuk arsitektural dengan instalasi
AC yang dipakai; mempertimbangkan bahan bangunan yang dipakai;
memberikan alternatif penghematan energi dengan menggunakan sistim
komputer atau otomatis.
Unitary System (pachage unit)
- Window AC ( Room AC)
Kapasitas dari 5000-32000 BTU (0,4-2,7) TR = 1,4 – 0,5 KW
Keuntungan :
Keuntungan :
a. Temperatur ruangan dapat dikontrol tersendiri dari masing-masing unit
b. Tidak memerlukan ducting
c. Tidak memerlukan pemipaan
d. Instalasinya sangat sederhana
Kerugian:
a. Memerlukan space pada dinding dan jendela
b. Umumnya distribusi udara tetap kapasitasnya
c. Pemasangan pada dinding luar sehingga kelihatan kurang baik.
d. Noise
e. Umur pendek ( 4 tahun)
f. Power consumtion pendek
2. Single Pachage Unit
a. Single Pachage – air cooled
• Evaporator dan condenser satu unit
• Instalasinya di atap rumah dgn dihubungkan dengan ducting ke dalam ruangan
b. Sigle pachage AC water cooled
• Evaporator dan condenser satu unit
• Colling tower terpisah
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
3. Split Package AC
a. Air cooled split system AC
• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan udara
b. Water cooled split system AC
• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan air
Sistem Refrigerasi
Sistem
refrigerasi atau pendinginan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat sehari-harinya, diantaranya untuk pengkondisian
undara dan juga pengawetan makanan. Pemrosesan produk pada dunia
industri juga tidak lepas dari fefregerasi sebagai salah satu proses
utamanya, seperti pembuatan oksigen dan nitrogen cair, pencairan gas
alam, produksi es dan lain-lain. Tujuan utama sistem refrigerasi adalah
mempertahankan temperatur sistem di bawah temperatur lingkungannya.Sistem refrigerasi memiliki beberapa tipe diantaranya tipe kompresi uap, absorbsi dan brayton.
Sistem
refrigerasi kompresi uap merupakan sistem refrigerasi yang paling
banyak dipakai. Sistem ini berdasarkan siklus refrigerasi carnot dengan
beberapa modifikasi. Ide pokok dari sistem refrigerasi kompresi uap
adalah penggunaan fluida pendingin yang menyerap panas dari lingkungan
pada tekanan rendah dan melepaskan panas pada tekanan tinggi.Sistem
refrigerasi kompresi uap harus memiliki minimal empat komponen utama
sehingga sistem tersebut dapat beroperasi. Keempat komponen tersebut
antara lain: evaporator, kompresor, kondensor dan alat ekspansi.
Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan dan menjaga perbedaan tekanan
refrigeran antara evaporator dan kondensor. Kondensor dan evaporator
merupakan alat penukar panas dari refrigeran ke lingkungan ataupun
sekitarnya. Pada kondensor, terjadi perubahan fase refrigeran dari fase
uap panas lanjut menjadi fase cair jenuh. Pada evaporator, terjadi
perubahan fase refrijeran dari campuran ke fase jenuh. Alat ekspansi
berfungsi untuk menurunkan tekanan refrijeran dari tekanan kondensor ke
tekanan evaporator yang biasanya diidealkan secara isontalpik.
Refrijeran
Refrijeran merupakan fluida pendingin yang bersikulasi dalam siklus refrijerasi. Dalam sistem refrijerasi dikenal dua jenis refrijerasi yaitu refrijerasi primer dan sekunder.
Refrijeran merupakan fluida pendingin yang bersikulasi dalam siklus refrijerasi. Dalam sistem refrijerasi dikenal dua jenis refrijerasi yaitu refrijerasi primer dan sekunder.
a. Refrijeran Primer.
Refrijeran primer merupakan fluida pendingin yang bersikulasi dalam
sistem refrijerasi kompresi uap dan berfungsi menyerap energi panas pada
evaporator dan mele
b. Refrijeran Sekunder.
Refrijeran sekunder diapaki pada system refrijerasi chillder sebagai
fluida perantara untuk menyerap panas dari lingkungan yang dikondisikan
dan membawanya ke evaporator siklus refrijerasi. Ketika menyerap panas
dari system yang dikondisikan temperatur refrijeran sekunder akan naik
tetapi tidak sampai terjadi perubahan fase. Air dapat dipakai sebagai
refrijeran sekunder apabila temperatur ruangan yang dikondisikan tidak
terlalu rendah. Temperatur air sejuk keluar evaporator berkisar antara
5º-10ºC. paskan panas pada kondensor.
Karakteristik mesin refrigerasi/pengkondisian udara
Saat
ini mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan di dunia adalah dari
jenis siklus kompresi uap. Sistem lain, seperti sistem magneto-kalorik,
absorbsi, adsorpsi, dan efek Siebeck hingga saat ini masih terbatas
penggunaannya. Mesin refrigerasi siklus kompresi uap memiliki
fleksibilitas penggunaan, yakni bisa berfungsi sebagai mesin pendingin
(AC) ataupun pompa kalor (heat pump) dengan mengubah arah aliran
refrigerannya. Mesin refrigerasi jenis ini juga berukuran cukup kompak,
sehingga tidak memerlukan ruang yang besar. Di bawah ini akan dijelaskan
prinsip kerja mesin refrigerasi siklus kompresi uap.
Mesin
refrigerasi kompresi uap terdiri atas empat komponen utama, yakni
kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Kondensor dan
evaporator sesungguhnya merupakan penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi mempertukarkan kalor diantara dua fluida, yakni antara
refrigerant dengan fluida luar (bisa berupa air ataupun udara).
Air cooler hemat energi = peningkatan profit
Dengan
keadaan lingkungan di Indonesia yang semakin panas maka penggunaan AC
semakin banyak pula digunakan. Tetapi, penggunaan “DAYA yang TINGGI”
menjadi masalah utama bagi para konsumennya. Dimana daya yang digunakan
AC adalah 1/3 dari keseluruhan daya yang dipakai. Maka dari itu, untuk
menanggulangi masalah tersebut ERBA Evaporative Air Cooler System adalah
jawabannya.
ERBA
Evaporative Air Cooler System adalah system sirkulasi udara yang hemat
energi, hemat biaya dan ramah lingkungan. Dimana daya yang digunakan
HANYA 1KW/JAM atau HANYA 20% dari daya yang digunakan oleh AC
konvensional dengan freon dan kompresor.
Prinsip kerja sistem evaporative air cooler
ERBA
Evaporative Air Cooler dapat digunakan untuk ruangan terbuka maupun
ruangan yang setengah tertutup. Prinsip kerja dari ERBA Evaporative Air
Cooler adalah menarik udara dari luar, kemudian menyaring dan
mendinginkannya dengan menggunakan Cooling Pad sebagai Filter. Setelah
itu, debu dan udara dengan bau yang kurang sedap akan terbawa keluar
dari ruangan. Dengan menggunakan system ini maka akan terjadi pertukaran
udara dari luar ke dalam ruangan, penurunan suhu dan peningkatan jumlah
O2 dalam waktu yang sama. Ini berarti jumlah udara yang masuk akan
sesuai dengan kapasitas unit yang dipakai.
Keistimewaan dari cooling pad “bergelombang dan berserat dengan banyak lapisan”
Bagian
terpenting dari Erba Evaporative Air Cooler adalah COOLING PAD
(Penguapan Langsung) “BERGELOMBANG DAN BERSERAT DENGAN BANYAK LAPISAN”.
Dimana produk ini merupakan produk Lisensi SWEDIA. Adapun kelebihan dari
produk ini adalah kemampuan penyerapan air dan udara yang baik, tekstur
padat dan tidak ada distorsi dalam air dalam waktu yang cukup lama
serta usia pakai sampai dengan 5 tahun lamanya.
CONTOH KASUS
Dalam
perancangan terdapat adanya proses atau alur yang perlu diikuti agar
perancangannya menjadi baik, yang secara global dapat dipaparkan sebagai
berikut :
1. Idea (goal - cita-cita – tujuan)
2. Porblem seeking ( pencarian analisa – permasalahan)
3. Problem solving (pencarian solusi – penyelesaian masalah)
4. Design (Hasil konsep perancangan yang sesuai)
I. Idea/Tujuan
a. Subyek/Obyek : Bangunan Rumah
b. Fungsi : Rumah Tinggal
c. Kapasitas : Keluarga Menengah, 5 anggota keluarga
d. Bentuk : Artistik, etnik timur
e. Penghawaan : Alami – fisik nyaman
f. Pencahayaan : Alami/buatan
g. Kebisingan : Rendah
h. Lokasi : Daerah Wisata Bali
II. Problem Seeking
Pencarian
permasalahan di sini mencari hal-hal yang berbeda antara harapan/tujuan
dengan realita/data yang ada pada lokasi yang bersangkutan, yaitu
dengan membuat rincian kriteria yang ingin dicapai tersebut.
§ Kapasitas
rumah tinggal yang ingin dibangun, ditentukan oleh kebutuhan/organisasi
ruang yang diperlukan, sehingga luasan bangunan dapat diperhitungkan.
Apabila luasan tanah/lokasi adalah cukup, berarti tidak ada masalah di
sini.
§ Bentuk yang diinginkan tentunya perlu banyak alternatif dan menurut pilihan pemakai atas saran/pertimbangan si perancang.
§ Penghawaan alami yang nyaman, kriteria, a. l. :
- Suhu nyaman : 23 – 270 C, RH : 40 – 60%, aliran udara segar cukup, dan radiasi sesuai dengan kegiatannya.
- Data/realita/kondisi
yang ada pada lokasi tersebut sesuai dengan harapan atau tidak?
Termasuk kondisi di dalam ruang nantinya. Kalu tidak sesuai, inilah
permasalahan yang perlu dicarikan pemecahannya
§ Pencahayaan yang nyaman perlu memperhatikan standar kapasitas penerangan yang sesuai dengan macam kegiatannya, misal :
1. Ruang baca : 300 – 500 lux,
2. Ruang Gambar/Kerja : 500 – 100 lux,
3. Koridor : 100 – 200 lux, dsb.
4. Seperti di atas dicari permasalahannya, yang akan diusahakan solusinya.
§ Kebisingan yang nyaman untuk rumah tinggal adalah kurang dari 40 dB.
- Di sini juga dicari permasalahannya yang akan dibuatkan solusinya.
III. Problem Solving
Pemecahan
atas permasalahan yang timbul segera diupayakan, sesuai bidang ilmu
masing-masing. Untuk bidang menyangkut penghawaan, pencahayaan, dan
kebisingan adalah dalam bidang ilmu fisika bangunan. Sebagai contoh
kasus tersebut di atas, dapat dilakukan hal antara lain :
§ Penghawaan : dari kondisi lingkungan ternyata terdapat permasalahan terlalu dingin saat malam hari dan terlalu panas di siang hari. Maka pemecahannya antara lain perlu adanya atap dan plafond yang dapat menahan teriknya matahari dan ventilasi yang cukup luas guna mendapatkan aliran udara yang banyak saat siang hari.
Kalau perlu dapat dihindari atap kaca (tembus cahaya). Di malam hari
jendela dapat ditutup, kalau perlu rangkap, guna menahan dinginnya udara
luar. Pembuatan solusi ini diwujudkan dengan analisa perhitungan yang
detail, agar tidak meleset.
§ Pencahayaan :
kondisi sinar matahari di lokasi cukup banyak, sehingga dapat
dimanfaatkan, hanya pada malam hari perlu adanya lampu. Untuk ini besar
kuat penerangan yang diperlukan perlu dianalisa pada tiap ruangan sesuai
fungsinya. Luas jendela kaca atau kapasitas lampu diperhitungkan secara
teliti, guna efisiensi dan mencukupi kebutuhannya.
§ Kebisingan
: dari kondisi lingkungan di lokasi tersebut bila terdapat sumber
kebisingan yang berlebih perlu dibuatkan solusinya, yang juga lewat
analisa yang teliti.
IV. DESIGN
Hasil Konsep Perancangan
Hasil Konsep Perancangan
Selanjutnya
atas dasar solusi yang diperoleh tersebut, bangunan dibuat
rancangannya. Luas bangunan, bentuk atap, luas ventilasi, konstruksi
jendela dan sebagainya, diimplementasikan dalam rancangan yang dibuat.
Namun sering terjadi bahwa solusi yang didapatkan ternyata mempengaruhi
bentuk/estetika, maka untuk ini perlu diadakan penyesuaian, mengingat
syarat kenyamanan adalah syarat minimal, lebih boleh.
PENUTUP
Demikian
makalah ini kami buat sebagai tugas dalam semester pendek, sudah barang
tentu banyak kekurangan, saran dan kritik sangat kami harapkan untuk
perbaikan pembuatan makalah, bahkan tugas akhir nanti. Sedikit kami
simpulkan mengenai fisika bangunan dan lebih sepesifik tentang
penghawaan buatan.
Seperti
yang telah kami singgung dalam pendahuluan fisika bangunan sangatlah
penting untuk menunjang hasil yang maksimal dari sebuah perancangan yang
dibuat oleh seorang arsitek, yaitu dengan teori – teori yang sudah ada
dalam pembahasan di atas, dari uraian mengenai pengertian-pengertian di
atas, sebenarnya bahwa fungsi Ilmu Fisika Bangunan dalam perancangan
sudah cukup jelas. Kami ulangi lagi untuk mengingatkan kembali apa yang
sudah di dahas di depan, pada pembahasan Sebelumnya ditegaskan bahwa
perancangan dikatakan berhasil secara teknis, apabila :
1. Bangunan
cukup kuat, kokoh berdiri untuk menopang beban-beban yang ada selama
jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperkirakan.
2. Penampilan bangunan sesuai dengan maksud dan tujuan atau filosofisnya.
3. Bangunan
tersebut dapat menampung kegiatan atau operasional bagi pemakainya
secara wajar (sesuai dengan perkiraan/perhitungannya) dengan : Aman,
Lancar, Nyaman
sedangkan
mengenai penghawaan kami kami hanya bisa berkata penghawaan sangatlah
penting untuk di adakan lebih – lebih untuk menghemat biaya maka perlu
di adakan dengan menciptakan penghawaan buatan. Manusia
membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort) untuk
melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang
nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat.
Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi
dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu ruangan yang panas dan
pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga akan
sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan
ia merasa tidak kerasan.